Senin, 29 April 2013

green day - wake me up when september ends

Summer has come and passed
The innocent can never last
Wake me up when September ends
Like my fathers come to pass

Seven years has gone so fast
Wake me up when September ends
Here comes the rain again
Falling from the stars

Drenched in my pain again
Becoming who we are
As my memory rests
But never forgets what I lost

Wake me up when September ends
Summer has come and passed
The innocent can never last
Wake me up when September ends

Ring out the bells again
Like we did when spring began
Wake me up when September ends
Here comes the rain again

Falling from the stars
Drenched in my pain again
Becoming who we are
As my memory rests

But never forgets what I lost
Wake me up when September ends
Summer has come and passed
The innocent can never last

Wake me up when September ends
Like my fathers come to pass
Twenty years has gone so fast
Wake me up when September ends

Wake me up when September ends
Wake me up when September ends

taylor swift - love story

We were both young when I first saw you
I close my eyes
And the flashback starts
I'm standing there
On a balcony of summer air

See the lights,
See the party, the ball gowns
I see you make your way through the crowd
You say hello
Little did I know

That you were Romeo you were throwing pebbles
And my daddy said stay away from Juliet
And I was crying on the staircase
Begging you please don't go, and I said:

Romeo take me somewhere we can be alone
I'll be waiting all there's left to do is run
You'll be the prince and I'll be the princess
It's a love story baby just say yes

So I sneak out to the garden to see you
We keep quiet cause we're dead if they know
So close your eyes
Escape this town for a little while

Cause you were Romeo I was a scarlet letter
And my daddy said stay away from Juliet
But you were everything to me
lyricsalls.blogspot.com
I was begging you please don't go and I said:

Romeo take me somewhere we can be alone
I'll be waiting all there's left to do is run
You'll be the prince and I'll be the princess
It's a love story baby just say yes

Romeo save me, they try to tell me how to feel
This love is difficult, but it's real,
Don't be afraid
We'll make it out of this mess
It's a love story baby just say yes, oh,

I got tired of waiting
Wondering if you were ever coming around
My faith in you was fading
When I met you on the outskirts of town I said:

Romeo save me I've been feeling so alone
I keep waiting for you but you never come
Is this in my head, I don't know what to think
He knealt to the ground and pulled out a ring

And said:

Marry me Juliet you'll never have to be alone
I love you and that's all I really know
I talked to your dad go pick out a white dress
It's a love story baby just say yes

Oh, oh, oh

Oh, oh, oh, oh

Cause we were both young when I first saw you

Tempat Pengiriman Naskah

Berikut alamat-alamat media yang saya dapat dari berbagai sumber dan bisa dibidik untuk pengiriman naskah.


MAJALAH BOBO

Syarat Teknis Penulisan Naskah Cerita

  1. Font: Arial
  2. Ukuran font: 12
  3. Jarak Baris: 1,5
  4. Banyak kata: 600-700 kata untuk cerita 2 halaman / 250-300 kata untuk cerita 1 halaman.
  5. Di bawah naskah cerita tersebut, cantumkan: nama lengkap, alamat rumah, noomor telepon rumah/kantor/handphone, nomor rekening beserta nama bank, dan nama lengkap pemegang rekening bank tersebut (seperti yang tertera di buku bank) untuk pembayaran honor pemuatan di Majalah Bobo.
  6. Lampirkan biodata singkat yang berisi poin nomor 5, tempat tanggal lahir, riwayat pendidikan, dan pekerjaan.
  7. Naskah beserta biodata bisa dikirimkan via pos, ke alamat:
           Redaksi Majalah Bobo
           Gedung Kompas Gramedia Majalah Lantai 4
           Jalan Panjang No. 8A, Kebon Jeruk, Jakarta 11530
    
           Atau bisa juga via email: naskahbobo@gramedia-majalah.com

Syarat Umum Penulisan Naskah Cerita

  1. Cerita harus asli, tidak menjiplak karya orang lain.
  2. Cerita tidak mengandung unsur kekerasan, pornografi atau yang mengandung SARA (suku, agama, dan ras)
  3. Tingkat kesulitan bahasa, kira-kira yang bisa dimengerti oleh anak kelas 4 SD.
  4. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik.
  5. Kata-kata berbahasa asing/daerah atau dialek tertentu, diketik dengan huruf italic.
  6. Alur cerita dan permasalahan cocok untuk anak-anak usia SD.
  7. Penulis yang naskahnya diterima, akan mendapat honor setelah ceritanya dimuat, dan kiriman majalah Bobo sebagai nomor bukti pemuatan cerpen.
  8. Naskah yang tidak diterima, tidak akan dikembalikan. Diharapkan penulis menyimpan naskah asli.
  9. Berhubung banyaknya naskah yang dikirim ke Redaksi Majalah Bobo, maka waktu penantian pemuatan cerita bisa memakan waktu minimal 4 bulan.
  10. Penulis yang ingin menarik kembali naskahnya untuk dikirim ke majalah lain, diharapkan pemberitahuannya terlebih dahulu ke redaksi Majalah Bobo, agar tidak terjadi pemuatan ganda.
KOMPAS ANAK

Syarat pengiriman:

  1. Cerpen atau artikel.
  2. Maksimal panjang 3 halaman kuarto untuk cerpen.
  3. Maksimal panjang 4 halaman kuarto untuk rubrik Boleh Tahu.
  4. Diketik 2 spasi.
  5. Cantumkan nama lengkap, tempat tanggal lahir, alamat lengkap, nomor telepon, dan nomor rekening.
  6. Kirim via surat ke: 
           Kompas Anak
           Jl. Palmerah Selatan No 26-28 Jakarta 10270
           Email: kompas@kompas.com atau kompas@kompas.co.id


MAJALAH BRAVO

Syarat pengiriman:

  1. Panjang naskah sekitar 500-600 kata.
  2. Font Arial, point 10, spasi 1,5
  3. Cantumkan subjek 'naskah' atau 'ilustrasi'.
  4. Misi majalah ini adalah memotivasi anak-anak dalam meraih cita-citanya.
  5. Cantumkan nama lengkap, tempat tanggal lahir, alamat lengkap, nomor telepon, dan nomor rekening.
  6. Kirim via surat ke: 
           Majalah Bravo
           PT. Penerbit Erlangga
           Jl. H. Baping No 100 Ciracas, Jakarta 13740
           Telepon 021-8717006 ext. 228
           Email: redaksi@majalahbravo.com


MAJALAH GIRLS

Syarat pengiriman:

  1. Dongeng atau cerpen panjang 5.200 kata dengan spasi, font Times New Roman, spasi 1,5.
  2. Pembacanya adalah anak-anak usia kelas 5 SD hingga SMP.
  3. Cantumkan nama lengkap, tempat tanggal lahir, alamat lengkap, nomor telepon, dan nomor rekening.
  4. Kirim via surat berupa naskah dan file dalam disket ke alamat redaksi:
           Majalah Girls
           Gedung Gramedia Majalah Unit 1 Lt. 4
           Jl. Panjang No 8A, Kebon Jeruk, Jakarta 11530
           Email: girls@gramedia-majalah.com


MAJALAH IRFAN

Syarat pengiriman Cerpen:

  1. Tema cerpen berisi hal-hal yang membangun jati diri anak Indonesia.
  2. Bernuansa Islami meskipun tidak harus melulu dengan simbol-simbol Islam.
  3. Panjang naskah 600-900 kata.
Syarat pengiriman untuk rubrik Flora:
  1. Berisi informasi populer dan menarik tentang dunia tumbuhan.
  2. Diutamakan memiliki unsur keunikan tertentu yang menambah pengetahuan baru.
  3. Panjang naskah 500-700 kata.
  4. Lebih disukai bila naskah disertai foto-foto penunjang, dengan besar file masing-masing foto minimal 500 kb.
  5. Sertakan keterangan kepemilikan copyright atau sumber jika menggunakan foto hasil karya orang lain.
Syarat pengiriman untuk rubrik Fauna:
  1. Berisi informasi populer dan menarik tentang dunia hewan.
  2. Diutamakan memiliki unsur keunikan tertentu yang menambah pengetahuan baru.
  3. Panjang naskah 500-700 kata.
  4. Lebih disukai bila naskah disertai foto-foto penunjang, dengan besar file masing-masing foto minimal 500 kb.
  5. Sertakan keterangan kepemilikan copyright atau sumber jika menggunakan foto hasil karya orang lain.
Syarat pengiriman untuk Rubrik English Story:
  1. Cerita sederhana dalam bahasa Inggris yang bertujuan mengembangkan kemampuan bahasa Inggris anak-anak (target pembaca kelas 3 SD ke atas).
  2. Panjang naskah 400-600 kata.
  3. Menyertakan terjemahan daftar kata sulit.

Syarat pengiriman untuk rubrik Reportase Cilik:

  1. Pengisi rubrik ini khusus hanya anak-anak usia SD. Bertujuan untuk melatih kemampuan merangkum pengalaman dan fakta dalam bentuk tulisan.
  2. Panjang naskah 500-700 kata.
  3. Berisi berita ringan tentang pengalaman kunjungan ke tempat-tempat yang menarik, seperti museum, tempat bersejarah, wisata alam, sekolah, dan sejenisnya.
  4. Disertai file foto-foto penunjang dalam format asli (bukan hasil cropping).
  5. Disertai keterangan kepemilikan copyright foto.

CATATAN:

  1. Silakan kirim naskah terbaik anda ke: redaksi@majalahanak-irfan.com
  2. Naskah dikirim dalam attachment (bukan di badan email)
  3. Cantumkan nama rubrik dan judul naskah sebagai subject email supaya redaksi lebih mudah mengklasifikasikan naskah. 
 MAJALAH ANEKA YESS
Cerpen maksimal 7 halaman folio spasi ganda. Lampirkan pernyataan bahwa cerpen yang kamu kirim betul-betul orisinil dan belum pernah dipublikasikan. Kirim ke: Jl. Salemba Tengah No. 58 Jakarta Pusat 10440. Atau email: aneka@indosat.net.id 
MAJALAH KAWANKU 
Cerpen dengan jumlah karakter 9100 (termasuk spasi, dengan spasi ganda). Lampirkan identitas lengkap, alamat, dan nomor rekening kamu. Kirim ke: kawanku-mag@gramedia-majalah.com, cerpenkawanku@gmail.com 
MAJALAH GADIS 
Cerpen dengan panjang 6-7 halaman folio spasi ganda. Selain cerpen, ada beberapa rubrik yang bisa kamu jajal, yaitu “Obrolan”, “Kuis”, “Cinta”, dengan panjang 3-4 halaman spasi ganda. Ada juga rubrik Percikan (cerpen mini) dengan panjang 2 halaman folio spasi ganda.
Kirim ke: Jl. HR Rasuna Said Blok B Kav 32-33 Jakarta 12910. Email: info@gadis-online.com. Jangan lupa untuk melampirkan identitas lengkap, nomor rekening, dan cantumkan nama rubrik di kiri atas amplop (jika via pos). 
MAJALAH HAI 
Cerpen maksimal 7 halaman folio spasi ganda. Kirim ke: Gedung Gramedia Majalah Unit 1 Lt.1, Jl. Panjang No. 8A, Kebon Jeruk, Jakarta 11530. Email: hai_magazine@gramedia-majalah.com. 
MAJALAH TEEN
 Cerpen maksimal 6 halaman. Kirim ke: Jl. Prof. Dr. Satrio Kav. 3-4 Karet Kuningan, Jakarta 12940. Email: tabloid.teen@gmail.com. 
OLGA MAGAZINE
  
Cerpen maksimal 4 halaman spasi 1,5. Kirim ke: Jl. Sultan Agung 63 Kav. 5 Semarang 50232. Email: olga_magazine@yahoo.com. 

MAJALAH STORY 

Cerpen antara 8-10 halaman, spasi 1,5. Email: story_magazine@yahoo.com  

Majalah Chic

-Format halaman A4, Times New Roman 12, spasi 1, pjg 7-8 hlmn
-e-mail : Chic@gramedia-majalah.com

Majalah Go Girl!

-Untuk kirim cerpen dengan syarat-syarat:
Font size 8, spasi single, maksimal 2 halaman Letter.
-e-mail: ika@gogirlmagazine.com

Majalah Femina

-Format Letter, Times New Roman 12, spasi 2, panjang hal 7-8 hlmn
-e-mail: kontak@femina.co.id

Alamat Redaksi + Prakiraan Honor Penulis

Update alamat redaksi Koran, Tabloid dan majalah terbaru, saya ambil dari beberapa sumber ei internet:

1. Republika

sekretariat@republika.co.id, aliredov@yahoo.com
Tidak ada pemberitahuan dari redaksi terkait pemuatan cerpen. Sudah lama tidak memuat puisi. Honor cerpen Rp. 400.000,- (potong pajak), tetapi—pengalaman beberapa rekan penulis, harus sabar menagih ke redaksi beberapa kali agar segera cair.

2. Kompas

opini@kompas.co.id, opini@kompas.com
Ada konfirmasi pemuatan cerpen/puisi dari redaksi via email. Honor cerpen Rp. 1.o00.000,- (tanpa potong pajak), honor puisi Rp. 500.000,- (tanpa potong pajak–referensi Esha Tegar Putra), seminggu setelah pemuatan, honor sudah ditransfer ke rekening penulis.

3. Koran Tempo

ktminggu@tempo.co.id
Biasanya Nirwan Dewanto—penjaga gawang rubrik Cerpen Koran Tempo, meng-sms penulis terkait pemuatan cepen/puisi jika penulis mencantumkan nomer hp di email pengiriman. Honor cerpen tergantung panjang pendek cerita, biasanya Rp. 700.000,- honor puisi Rp. 600.000,- (pernah Rp. 250.000,- s/d Rp. 700.000, referensi Esha Tegar Putra), ditransfer seminggu setelah pemuatan.

4. Jawa Pos

sastra@jawapos.co.id
Jawa Pos menerima karya-karya pembaca berupa cerpen dan puisi atau sajak. Cerpen bertema bebas dengan gaya penceritaan bebas pula. Panjang cerpen adalah sekitar 10 ribu karakter. Honor cerpen Rp. 1.o00.000,- (potong pajak), honor puisi Rp. 500.000,- (referensi Isbedy Stiawan Zs), ditransfer seminggu setelah cerpen/puisi dimuat.

5. Suara Merdeka

swarasastra@gmail.com
Kirimkan cerpen, puisi, esai sastra, biodata, dan foto close up Anda. Cerpen maksimal 9.000 karakter termasuk spasi. Honor cerpen Rp. 350.000,- (potong pajak), honor puisi Rp. 190.000,- (tanpa potong pajak), hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, jangan lupa tanggal pemuatan cerpen. Bisa diambil langsung ke kantor redaksi atau kantor perwakilan redaksi di kota Anda—jika ada.

6. Suara Pembaruan

koransp@suarapembaruan.com
Honor cerpen Rp. 400.000,- (potong pajak), hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.

7. Suara Karya

redaksi@suarakarya-online.com, amiherman@yahoo.com, redaksisk@yahoo.com
Honor cerpen Rp. 150.000,- (tanpa potong pajak), hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.

8. Jurnal Nasional

tamba@jurnas.com, witalestari@jurnas.com
Honor cerpen Rp. 400.000,- (potong pajak), hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.

9. Seputar Indonesia

redaksi@seputar-indonesia.com, donatus@seputar-indonesia.com
Tidak setiap hari Minggu memuat cerpen. Honor cerpen Rp. 400.000,- (potong pajak), honor puisi Rp. 190.000,- (tanpa potong pajak), hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.

10. Pikiran Rakyat

khazanah@pikiran-rakyat.com, ahda05@yahoo.com
Cerpen tayang per dua mingguan. Honor cerpen Rp. 350.000,- (tanpa potong pajak), hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.

11. Tribun Jabar

cerpen@tribunjabar.co.id, hermawan_aksan@yahoo.com
Selain ada cerpen berbahasa Indonesia setiap Minggu, juga ada cerpen bahasa Sunda setiap hari Kamis bersambung Jumat. Honor cerpen Rp. 200.000,- (tanpa potong pajak), hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.

12. Kedaulatan Rakyat

redaksi@kr.co.id, jayadikastari@yahoo.com
Honor cerpen Rp. 400.000,- hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.

13. Joglo Semar (Yogyakarta)

harianjoglosemar@gmail.com
Honor cerpen Rp. 150.000,- hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.

14. Minggu Pagi (Yogyakarta)

we_rock_we_rock@yahoo.co.id
Terbit seminggu sekali setiap Jumat. Honor cerpen Rp. 150.000,- hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi

15. Surabaya Post

redaksi@surabayapost.info, surabaya_news@yahoo.com, zahira@yahoo.com
Honor cerpen Rp. 150.000,- (potong pajak) hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.

16. Radar Surabaya

radarsurabaya@yahoo.com, diptareza@yahoo.co.id
Honor cerpen Rp. 200.000,- (potong pajak) hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.

17. Lampung Post

lampostminggu@yahoo.com
Honor cerpen Rp. 200.000,- hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, bisa diambil langsung ke kantor redaksi atau minta tolong teman yang ada di Lampung untuk mengambilkan ke kantor redaksi.

18. Berita Pagi (Palembang)

huberitapagi@yahoo.com
Honor cerpen Rp. 100.000,- hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, jangan lupa tanggal pemuatan cerpen, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.

19. Sumatera Ekspres (Palembang)

citrabudaya_sumeks@yahoo.com
Honor cerpen Rp. 100.000,- hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, jangan lupa tanggal pemuatan cerpen, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.

20. Padang Ekspres

yusrizal_kw@yahoo.com, cerpen_puisi@yahoo.com
Honor cerpen Rp. 100.000,- s/d Rp. 125.000,- honor puisi Rp. 75.000,- hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, jangan lupa tanggal pemuatan cerpen, bisa diambil langsung, atau minta tolong teman mengambilkan honor ke kantor redaksi.

21. Haluan (Padang)

nasrulazwar@yahoo.com
Honor cerpen Rp. 150.000,- honor puisi Rp. 100.000,- hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, jangan lupa tanggal pemuatan cerpen, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.

22. Singgalang (Padang)

hariansinggalang@yahoo.co.id, a2rizal@yahoo.co.id
Honor cerpen Rp. 50.000,- hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.

23. Riau Pos

budaya_ripos@yahoo.com, habeka33@yahoo.com
Honor cerpen Rp. 150.000,- hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.

24. Sumut Pos

redaksi@hariansumutpos.com
Honor cerpen Rp. 100.000,- hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.

25. Jurnal Medan

nasibts@yahoo.com
Honor cerpen Rp. 100.000,- hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.

26. Analisa (Medan)

rajabatak@yahoo.com
Honor cerpen Rp. 100.000,- hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.

27. Sinar Harapan

redaksi@sinarharapan.co.id, blackpoems@yahoo.com
Honor cerpen Rp. 100.000,- hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.

28. Jurnal Cerpen Indonesia

jurnalcerpen@yahoo.com, jurnalcerita@yahoo.com
Honor cerpen Rp. 250.000,- hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.

29. Majalah Horison

horisoncerpen@gmail.com, horisonpuisi@gmail.com
Honor cerpen Rp. 350.000,- honor puisi tergantung berapa jumlah puisi yang dimuat, biasanya dikirimi majalahnya sebagai bukti terbit. Hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi, dan kadang honor dikirim via wesel jika tidak ada nomer rekening.

30. Majalah Esquire

cerpen@esquire.co.id
Honor cerpen Rp. 1.000.000,- (potong pajak), hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.

31. Majalah Sabili

elkasabili@yahoo.co.id
Honor cerpen Rp. 200.000,- hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.

32. Majalah Suara Muhammadiyah

redaksism@gmail.com
Honor cerpen Rp. 150.000,- hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.

33. Majalah Ummi

kru_ummi@yahoo.com
Tema cerpen seputar keluarga dan rumah tangga. Honor cerpen Rp. 250.000,- ditransfer paling telat satu bulan setelah pemuatan.

34. Majalah Kartini

redaksi_kartini@yahoo.com
Honor cerpen Rp. 400.000,- Sebulan setelah pemuatan honor ditransfer ke rekening penulis.

35. Majalah Alia

majalah_alia@yahoo.com
Honor cerpen Rp. 300.000,- hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.

36. Majalah Femina

kontak@femina-online.com, kontak@femina.co.id
Honor cerpen Rp. 850.000,- dan cair seminggu setelah dimuat.

37. Majalah Sekar

sekar@gramedia-majalah.com, majalahsekar@gmail.com
Honor cerpen Rp. 400.000,- dibayar sebulan setelah majalah terbit.

38. Majalah Story

story_magazine@yahoo.com
Tema cerpen khas ala remaja/teenlit. Konfirmasi pemuatan cerpen via telepon dari redaksi Story. Antrian pemuatan panjang, bisa 6 bulan sampai setahun. Honor cerpen Rp. 250.000,- maksimal sebulan setelah pemuatan honor sudah ditransfer ke rekening penulis.

39. Majalah Gadis

redaksi.gadis@feminagroup.com
Tema cerpen khas ala remaja/teenlit. Honor untuk Percikan (cerpen mini tiga halaman) Rp. 500.000,- Honor untuk Cerpen Rp. 850.000,- ditransfer seminggu setelah majalah terbit.

40. Majalah Annida-online

majalah_annida@yahoo.com
Ada konfirmasi pemuatan cerpen via email redaksi Annida-online. Honor cerpen Rp. 50.000,- honor epik (cerita kepahlawanan) Rp. 100.00,- maksimal sebulan setelah pemuatan honor sudah ditransfer.

41. Majalah Bobo

Syarat teknis penulisan:
1.Font: Arial , ukuran 12, jarak baris spasi 1,5. 600-700 kata untuk cerita 2 halaman, 250-300 kata untuk cerita 1 halaman.
di bawah naskah cerita tersebut, cantumkan:
a. nama lengkap
B. alamat rumah
C. nomor telepon rumah/kantor/handphone
D. nomor rekening beserta nama bank, dan nama lengkap pemegang rekening bank tersebut (seperti yang tertera di buku bank) untuk pembayaran honor pemuatan.
lampirkan biodata singkat yang berisi poin nomor 5, tmpt tanggal lahir, riwayat pendidikan, dan pekerjaan.
naskah beserta biodata bisa dikirimkan via pos ke alamat:
Redaksi Majalah Bobo
Gedung Kompas Gramedia Majalah Lantai 4
Jalan Panjang No, 8A, Kebon Jeruk, Jakarta 11530
atau ke : bobonet@gramedia-majalah.com
Honor cerpen Rp. 250.000,- hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.

42. Kompas khusus Cerpen Anak

opini@kompas.co.id, opini@kompas.com / Redaksi Kompas Anak, Jl. Palmerah Selatan No. 26-28, Jakarta 10270.
Pada subjek email ditulis CERPEN ANAK: JUDUL CERPEN. Panjang karangan 3-4 halaman, diketik dua spasi. Honor cerpen Rp. 300.000,- Resensi buku anak honor Rp. 250.000,- Honor cair tiga hari setelah pemuatan.

43. Tabloid Nova

nova@gramedia-majalah.com
Honor cerpen Rp. 400.000,- hubungi redaksi via email/telepon untuk konfirmasi pencairan honor, atau bisa diambil langsung ke kantor redaksi.

Tips Kirim Cerpen ke Majalah

Karena ada teman di twitter yang melemparkan pertanyaan tentang bagaimana menulis cerpen ke media massa, saya jadi tertarik untuk membagikan apa yang pernah saya dapatkan dari sebuah kelas penulisan cerpen, dari ‘curhat’ seorang pemimpin redaksi majalah wanita muda terkenal, juga ditambah dari pengalaman pribadi. Berikut ini apa yg sudah saya tulis di twitter dan saya rangkum mengenai tips kirim cerpen ke majalah.
1. Menurut seorang pemimpin redaksi majalah wanita, tiap hari redaksi bisa menerima ratusan naskah cerpen, dan hal pertama yg dilihat adalah judulnya.
2. Kalau dari judulnya sudah dianggap tidak menarik oleh redaksi, maka akan langsung di delete tanpa dibaca lagi isi naskahnya.
3. Setelah dilihat judulnya menarik, baru akan dibaca oleh redaksi. Dan yang menentukan bahwa naskah itu bagus atau tidak, bisa dilihat dari paragraf pertama saja. Kalau sudah dirasa tidak menarik, ya tidak akan dibaca sampai habis, alhasil itu naskah akan di delete juga.
4. The key is in the first paragraph, it has to be ‘wow’ / kuncinya ada di paragraf pertama, harus bisa membuat kagum redaksi.
5. Naskah yang kita kirim tidak langsung dibalas dan diberi tahu masuk atau tidak. Kadang bisa dari sebulan sampai tiga bulan bari dikasi kabar, dan ada juga lho yang tidak pernah dibalas, ya artinya tidak diterima.
6. Kalau misal cerpen kita diterima, pasti dikasi kabar oleh redaksi lewat email atau telpon bahwa cerpen kita masuk dan mereka akan memastikan terlebih dahulu apakah cerpen itu belum pernah diterbitkan di media manapun. Karena ada kasus juga dimana penulis mengirimkan satu cerpen ke dua media sekaligus, ternyata di satu media sudah diterbitkan tapi belum dikasi kabar, dan di media yang satu lagi mau diterbitkan juga, ini akan menimbulkan masalah, karena setiap media pasti inginnya naskah itu belum pernah diterbitkan sebelumnya.
7. Maka itu untuk meminimalisasi kemungkinan naskah kita jadi ‘rebutan’ , lebih baik kita mengirimkan satu naskah ke satu media saja dan menunggu selama 3 bulan sampai ada kabar jelas diterima atau tidak naskah kita. Baru setelah itu kita bisa kirim ke media yang lain.
8. Dan setelah cerpen kita diterima, biasanya akan langsung di transfer honornya ke rekening kita yang sudah kita lampirkan bersama naskah kita. Maka itu jangan lupa untuk mencantumkan keterangan/data lengkap pribadi kita, seperti nama, nmr. telpon, rekening.
9. Untuk media majalah remaja, yang menurut saya dan beberapa teman yang paling sulit seleksinya adalah majalah GADIS. Karena penggunaan kalimat baku sangat diperhatikan, juga tema dari cerita.
10. Untuk majalah wanita muda, majalah CHIC adalah salah satu majalah yang bagus – bagus cerpennya, juga cukup selektif. Sedangkan untuk majalah wanita dewasa, majalah FEMINA menurut saya masih di ranking pertama yang menjadi acuan sebagai media yang menerbitkan cerpen – cerpen bagus dan bermutu. Maka itu persaingannya juga tinggi dan selektif.

Profesi penulis cerpen/cerpenis masih menjadi salah satu profesi yang banyak diminati sekarang ini, intinya jangan berhenti menulis dan mengirimkannya, sekalipun sering ditolak :p , suatu saat kita akan diterima dengan terus mengirimkan dan belajar dari banyak membaca cerpen – cerpen juga. Ohya jangan lupa dalam setiap email yang kita kirimkan buat surat pengantar juga ya dengan kata – kata yang bagus memperkenalkan diri kita dulu dan setidaknya sedikit cerita dari naskah cerpen yang kita ajukan. Berikut contoh surat yang pernah saya buat :
 
 
Dear Redaksi Femina,
Nama saya Maya Melivyanti dari Bandung. Saya adalah seorang ibu muda yang menantikan kehadiran bayi saya, juga pengusaha kecil-kecilan dari rumah, memang suka menulis semenjak saya muda. Tulisan saya sudah pernah dimuat berbagai kumpulan cerita, yang paling terakhir adalah di buku The Coffeshop Chronicles, terbitan ByPass, juga sudah masuk di Femina edisi 38 tahun lalu.
Melalui surat ini saya ingin mengajukan tulisan cerpen saya yang berjudul ‘Soraya’. Kisahnya mengenai : (ceritakan sedikit inti cerita).
Besar harapan saya agar tulisan ini bisa diterima, terima kasih atas perhatiannya, berikut saya cantumkan juga keterangan data pribadi.
Nama: Maya Melivyanti
Tmpt/tgl lahir:
Alamat:
Nmr. Hp:
Nmr. Rek:
Salam,
Maya Melivyanti
 

Sabtu, 27 April 2013

JKT48, Semangatku!


Sore itu, seperti biasanya aku hanya mendengarkan musik di kamarku. Minggu sore memang selalu menjadi waktu yang begitu membosankan, terutama akhir-akhir ini.
Tiba-tiba handphoneku berbunyi, dengan sigap aku beranjak dari kasurku dan mengambilnya di meja.
`“Selama ini aku selalu berusaha memahamimu, Ichsan. tapi kamu pun tidak pernah berubah!Jika memang ini yang terbaik, maaf mungkin lebih baik kita berpisah.”
Deg! Aku diam terpaku membaca SMS itu, SMS dari seseorang yang sebenarnya sangat aku cintai. Kurasakan hatiku berdegup kencang, tanganku gemetaran. Bahkan aku pun tak sanggup membalas SMS yang terlalu tiba-tiba itu. Aku hanya bisa menangis dalam diam.
***
“Hey, san! Sedang apa kamu? Seperti orang yang kehilangan nyawa saja.” Sapa temanku - bondan - ketika aku sedang duduk termenung sendirian.
“Tidak, aku hanya sedang melamun saja”
“Kamu ini, sudah 1 bulan berlalu masih saja memikirkan hal itu. Sudah lupakan saja!”
Aku tak mampu menjawab perkataannya, aku juga tidak habis pikir mengapa aku masih belum bisa melupakannya.
“Nih, daripada kamu galau mulu aku tunjukkin kamu sesuatu.”
“Apa?” dia pun merogoh saku celananya.
“Lihat, cantik-cantik kan mereka. Haha.”
“Sialan kamu, bon! Siapa mereka? Girlband pasti.”
“Bukan! Masa kamu tidak tahu sih, ketinggalan jaman kamu.” Ejeknya.
“Emang aku tidak tahu kok, siapa sih mereka?”
“Ini member JKT48.”
“Ohh, girlband baru pasti. Kamu mulai suka girlband?”
“sudah kubilang ini bukan girlband, ini idol group. Beda banget lah sama girlband. Lebih jelasnya kamu baca artikelku ini aja.” Dia memberiku sebendel kertas.
“Tidak perlu, aku sedang tidak bersemangat.” Jawabku asal.
“Ayolah, kamu pasti menyukainya! Percaya sama aku. Daripada tidak ada kerjaan lebih baik kamu baca ini dulu. Oke? Wajib dibaca!”
Bondan pergi begitu saja setelah ia memaksaku untuk menerima artikelnya, padahal sebenarnya aku tidak tertarik dengan yang tadi ia tunjukkan.
***
Malam harinya, aku masih saja melamun di dalam kamar. Diriku sendiri mulai bosan dengan rutinitasku yang hanya itu-itu. Lalu aku lirik artikel bondan yang aku taruh di atas meja belajarku. Ku putuskan saja untuk membaca artikel tersebut sambil mendengarkan musik.
            “Hmm, jadi seperti ini JKT48. Memang ada perbedaannya sih dengan girlband.” Gumamku ketika setengah dari artikel tersebut kubaca.
Kemudian aku lihat foto-foto member JKT48 beserta biodatanya.
            “Wah, gila! Yang ini masih muda banget. Kelahiran tahun 1999, seumuran dengan adikku dong.”
Aku terheran-heran ketika membaca tanggal lahir salah satu member JKT48 yang ternyata umurnya masih seumur jagung. Namanya Nabilah Ratna Ayu Azalia, aku pikir dia masih terlalu kecil untuk menjadi seorang idol. Tapi wajahnya yang imut dan lucu membuatku ingin lebih tahu lagi tentangnya. Benar juga kata bondan, aku bisa saja menghabiskan waktu malamku dengan mempelajari lebih lanjut tentang JKT48 ini.
Keesokan harinya aku bertemu bondan di lobby sekolah, langsung saja aku hampiri dia yang tampak sibuk dengan handphonenya.
            “Hey, Bon!” sapaku
            “Hey, gimana? Sudah kamu baca artikelku?”
            “Sudah, kamu benar juga. Tadi malam aku sibuk membaca artikelmu, dan aku mulai tertarik dengan member yang satu ini.”Kutunjukkan foto member yang aku kagumi itu.
            “Ohh, ini namanya Nabilah.”
            “Iya, aku juga sudah baca kali. Imut banget ya?”
            “Kemarin kayaknya kamu tidak sesemangat ini deh.”
Aku sempat terkejut mendengar perkataan Bondan. Aku baru sadar jika aku begitu semangat hari ini, tidak seperti hari-hari sebelumnya. Bahkan karena sesuatu yang belum aku kenal sebelumnya.
            “Aku punya beberapa lagu dan videonya, jika ingin tahu datang saja ke rumahku pulang sekolah nanti.” Ajaknya.
            “Oke, nanti bisa.”
            “Tapi urunan buat beli makanan ya, ortuku ke luar kota jadi tidak ada makanan di rumah.”
            “Aku tidak punya uang.”
            “Ya kamu mau nonton atau tidak?”
Ahh, sial. Lagi-lagi aku harus menurut apa kata Bondan, kadangkala dia memang begitu ketika menginginkan sesuatu. Jika tidak memaksa buat urunan ya maksa buat nemenin.
Tapi kali ini tak apalah, lagipula agar aku lebih tahu tentang JKT48.
***
“Mana? Katanya sudah punya lagunya JKT48?” Tanyaku ketika sesampainya di rumah Bondan. Sejujurnya aku penasaran banget dengan hal ini, terlebih ketika aku sadar bahwa mungkin hal ini bisa membantuku mengisi hariku kembali.
“Sebentar, baru sampai juga. Tuh ada di Laptop, masuk aja ke kamar. Cari folder 48family.”
Segera setelah aku melepas sepatu masuk ke kamarnya dan menyalakan laptop. Sedangkan Bondan ke dapur ambil minuman.
            “Ini kok ada macam-macam, Bon. Ada AKB48, SKE48, NMB48, apa sih ini?” teriakku dari dalam kamar yang terheran-heran karena ternyata 48 ada berbagai macam.
            “Itu sister-groupnya JKT48.” Jawabnya sambil membawa minuman dan makanan ringan ke dalam kamar.
            “Kamu buka yang JKT48 dulu saja, di situ ada beberapa lagu dan video. Coba dengarkan lagunya sonichi.”
Aku menurut saja apa yang di katakannya, kemudian aku putar lagunya.
            “Impian ada di tengah peluh, bagai bunga yang mekar secara perlahan. Usaha keras itu tak akan mengkhianati. Impian ada di tengah peluh,selalu menunggu agar dia menguncup. Suatu hari pasti sampai harapan terkabul.”
Sejenak aku terdiam ketika mendengarkan lagu ini, terutama pada lirik itu. Kemudian aku ulangi dan ulangi lagi lagu ini. Sejenak aku bisa merasakan jiwa yang ada pada lagu ini.
            “Kamu benar, Bon. Lagunya enak sekali didengarkan.”
            “Sudah kubilang bukan?”
Semenjak itu, aku mulai suka dengan JKT48. Bahkan mungkin lebih pantas dibilang cinta. Karena lagu sonichi aku sadar, bahwa seseorang harus berusaha sekeras mungkin untuk mendapatkan hal yang diinginkan. Sekecil apapun itu harus tetap diperjuangkan, tak boleh didiamkan saja dan pasrah dengan keadaan. Dan kini, hariku pun telah kembali. Aku tak ingin hanya melamun saja dan terpuruk dalam keadaan yang mengenaskan. Aku harus kembali menatap masa depanku, suatu hari pasti harapanku terkabul. Terimakasih JKT48.

Dua Hari


“Ahh, menyebalkan!” gumamku.
Seharusnya aku bisa menggambar lagi di taman hari ini, tapi tiba-tiba saja ada orang yang menempati bangku yang biasa aku duduki. Tadinya aku sudah meminta dengan baik-baik untuk memintanya mencari bangku lain, namun dia malah menolaknya dengan keras.
            “Apa hakmu mengusirku dari sini!? Bukankah di sini ada puluhan bangku? Mengapa tidak cari bangku lain saja?
            Dengan berat hati akupun menyerahkan bangku kesayanganku itu ke orang lain yang bahkan aku tidak tahu namanya.
***
Beberapa hari selanjutnya ia terus berada di bangku itu, ia selalu sampai lebih dulu dan memaksaku duduk di bangku lain. Membuatku tidak bisa nyaman menggambar, namun tiba-tiba ia menghampiriku.
            “Apa bangku itu berarti buatmu hingga menyebabkanmu sangat menginginkannya?”
            “Bagaimana kau bisa berpikir seperti itu?”
            “Aku tidak secuek yang kamu kira, aku selalu memperhatikanmu melangkah ke arah bangku itu, namun aku lebih dulu berada disana.”
Aku tak menyangka ia begitu, tidak seperti yang terlihat oleh mataku.
            “Aku Jhovian.” Ia mengulurkan tangannya.
            “Aku...”
            “Aurelia, bukan? Aku bisa membaca namamu dari seragammu.”
            “Hmm, iya benar.” gumamku.
            “Kamu pandai menggambar rupanya?” ia memperhatikan gambar yang belum aku selesaikan itu.
            “Tidak juga, aku hanya suka mencurahkan apa yang kulihat dan menorehkannya di atas kertas.”
            “Gambarmu benar-benar bagus!” ia mengambil gambarku dari tanganku.
            “Tidak terlalu bagus akhir-akhir ini.”
            “Apa karena kamu tak lagi menggambar di bangku itu?”
Aku kaget mendengar pertanyaannya, aku tidak menyangka ia berpikir sejauh itu.
            “Maaf jika aku merebut bangkumu. Sejujurnya aku juga suka menggambar, memang beberapa orang mempunyai tempat spesial untuk menggambar. Dan akupun juga merasa nyaman di situ.”
            Ia terus memandangku.
            “Baiklah, kamu boleh kembali ke bangku itu tapi dengan satu syarat.”
Aku mengernyitkan dahi.
            “Apa syaratnya?”
            “Adikku sedang sakit, ia memintaku menggambar wajahnya sebagai hadiah ulang tahunnya dua hari lagi. Namun aku hanya mampu menggambar melalui corel draw, sedangkan aku merasa tidak puas dan tidak mampu jika aku menggambar di atas kertas. Jadi, maukah kau menggambar wajah adikku untukku?”
Tampak raut mukanya mulai mendung, matanya sayu.
“Baiklah, aku akan mengabulkan permintaanmu.”
“Terimakasih. Ini fotonya adikku. Dia seumuran denganmu. Bisakah kamu menyelesaikannya dalam dua hari?”
“Tentu saja”
“Oke, aku akan menemui lagi. Disini di jam yang sama.”
“Baiklah, aku tunggu”
“Sampai jumpa”
Ia pergi begitu saja dari hadapanku, menghilang di penghujung jalan.
***
Keesokan harinya aku mulai menggambar wajah adiknya, wajah yang sangat cantik menurutku. Seperti yang dijanjikan, aku kembali lagi ke bangkuku semula. Namun ia tidak terlihat datang ke taman.
            “Ahh, mungkin ia sedang menemani adiknya.” Pikirku.
Aku menyelesaikan gambar itu tepat pada waktunya. Aku datang ke taman itu seperti yang telah di janjikan sebelumnya. Selang satu jam, dua jam aku menunggunya, ia tak kunjung datang. Aku mulai resah.
            “Dimana dia sekarang? Apa ia lupa?”
            Sambil menunggu aku mengambil foto adiknya dari tasku. Namun aku terheran-heran ketika menemukan sebuah tulisan di balik foto itu. Bahkan aku baru tahu jika ada tulisan di situ, membuatku tertarik untuk membacanya.
            “Terimakasih, kamu sudah bersedia menggambar wajah adikku untukku. Namun, jika ternyata dua hari lagi aku tak datang menemuimu, mungkin...”
Dan tiba-tiba, pipiku pun terasa basah.

Sepotong Hati di Stasiun Kereta


Aku menatap sepatuku yang sekarangbasah terkena percikan air hujan. Sial! Susah payah tadi pagi aku menyemirnya. Sekarang jadi lusuh begini. Kuraih sebuah tissue di saku kemejaku, dan berusaha mengeringkan sepatuku. Sedikit membantu.
            ”Hai,Nay!”
            Aku mencari sumber suara, tak lagi memedulikan nasib sepatuku. Seorang gadis dengan mantel bulu berwarna cokelat dan sepatu boots berwarna senada melambaikan tangan ke arahku.
”Hai!” balasku .Aku melambaikan tanganku seraya tersenyum.
Namanya Grita. Ia kini mendekat dan berdiri di sebelahku. Berkali-kali ia lirik jam tangan yang melingkar indah di pergelangan tangan kirinya.
”Kita hampirtelat,” katanya kemudian.
”Oh...,” jawabkumengambang.
”Kok cuma ’oh’,sih? Aku tidak sepertimu yang biasa telat,” ledeknya.
Aku hanya tersenyum mendengarnya. Lima detik kemudian sebuah kereta tampak dari kejauhan. Sambil melonjak kegirangan, Grita menatapku.
”Kita tidak jadi telat!”
Kini Gritaberjalan menuju kereta dan menggandeng tanganku—lebih tepatnya setengah menyeretku. Ku tepis tangannya dan berjalan kembali ke tempatku semula.
”Aku nanti saja,Grit.”
”Hei, mungkin ini kereta terakhir sebelum bel masuk berbunyi, lho!” protesnya.
Aku menunduk lesu. Mungkin Grita sudah mengerti maksudku, karena setelah itu ia masuk kekereta tanpa menghiraukanku lagi.
Kereta perlahanmulai berjalan. Aku merelakan kereta terakhirku. Kulambaikan tangan padanya yang kini ada di balik jendela dengan wajah protesnya, seolah tidak ingin akulagi-lagi terlambat.
”Ah, kenapa belum juga datang?” gumamku. Entah kenapa, aku kini mulai mengkhawatirkan keterlambatanku yang sudah kesekian kalinya. Tidak ada lagi anak berpakaian seragam menunggu di stasiun. Cuma aku, dan sesosok pemuda yang duduk dibelakangku.
Sambil merutuki nasibku sendiri, aku duduk di kursi tempatku biasa menunggu. Siapa sih, orangbodoh yang mau menunggu setiap hari di stasiun kereta lebih dari dua jam? Siapa sih, orang bodoh yang rela terlambat sekolah dan dihukum membersihkan toilet?Ya, itu semua aku. Jawabannya adalah aku!
Di tengah dinginnya hujan, mataku kini tertuju pada seorang pemuda yang kini berlari kearahku. Ia menyunggingkan senyum di bibir tipisnya. Ke arahku pula! Tunggu sebentar, dia...
Aku mengarahkan telunjuk ke wajahku. Seperti ingin berkata, kau tersenyum padaku?
Benarkah dia? Dia yang selama ini telah... benarkah ia menyadari keberadaanku? Mataku kini membulat, dan kurasa pipiku kini memerah. Saking kaget setengah tidak percaya, membalas senyumnya pun rasanya sulit.
            Aku bangkit berdiri. Seakan tak peduli percikan air hujan yang kini semakin deras dan membasahi rokku. Aku berdiri, seakan siap menyambutnya. Dan apa yangterjadi? Dia..., dia bukan tersenyum untukku. Lebih tepatnya, dia tidak menyadari keberadaanku. Dia berjalan melewatiku dan menghampiri seorang pemud ayang duduk di belakangku. Sambil menunduk malu, aku menoleh ke belakang.
            Aku kini tak menghiraukan derasnya air hujan yang seakan menghantam apa pun yangada di bawahnya, termasuk aku. Aku berjalan keluar stasiun. Aku tidak inginnaik kereta hari ini. Payung yang kukenakan pun tak cukup membantu, pipikutetap basah. Ah, bukan saatnya menyalahkan payung karena airmataku sendiri.
            Kereta kini berjalan pelan dan berhenti. Pemuda itu masuk bersama sahabatnya. Aku hanya bisa menatapnya dari kejauhan.
            ”Kau Naya? Sekolah kita searah, kenapa kita tidak berangkat bersama?”
            Ah,kalimat itu seakan kalimat yang paling ingin kudengar darinya. Dari pemuda itu.Dari Jhovian, kakak Grita.