Sore itu, seperti biasanya aku
hanya mendengarkan musik di kamarku. Minggu sore memang selalu menjadi waktu
yang begitu membosankan, terutama akhir-akhir ini.
Tiba-tiba handphoneku berbunyi, dengan sigap aku
beranjak dari kasurku dan mengambilnya di meja.
`“Selama ini aku selalu berusaha
memahamimu, Ichsan. tapi kamu pun tidak pernah berubah!Jika memang ini yang
terbaik, maaf mungkin lebih baik kita berpisah.”
Deg! Aku diam
terpaku membaca SMS itu, SMS dari seseorang yang sebenarnya
sangat aku cintai. Kurasakan hatiku berdegup kencang, tanganku gemetaran.
Bahkan aku pun tak sanggup membalas SMS
yang terlalu tiba-tiba itu. Aku hanya bisa menangis dalam diam.
***
“Hey,
san! Sedang apa kamu? Seperti orang yang kehilangan nyawa saja.” Sapa temanku -
bondan - ketika aku sedang duduk termenung sendirian.
“Tidak,
aku hanya sedang melamun saja”
“Kamu
ini, sudah 1 bulan berlalu masih saja memikirkan hal itu. Sudah lupakan saja!”
Aku tak mampu
menjawab perkataannya, aku juga tidak habis pikir mengapa aku masih belum bisa
melupakannya.
“Nih,
daripada kamu galau mulu aku tunjukkin kamu sesuatu.”
“Apa?”
dia pun merogoh saku celananya.
“Lihat,
cantik-cantik kan mereka. Haha.”
“Sialan
kamu, bon! Siapa mereka? Girlband pasti.”
“Bukan!
Masa kamu tidak tahu sih, ketinggalan jaman kamu.” Ejeknya.
“Emang
aku tidak tahu kok, siapa sih mereka?”
“Ini
member JKT48.”
“Ohh,
girlband baru pasti. Kamu mulai suka girlband?”
“sudah
kubilang ini bukan girlband, ini idol group. Beda banget lah sama girlband.
Lebih jelasnya kamu baca artikelku ini aja.” Dia memberiku sebendel kertas.
“Tidak
perlu, aku sedang tidak bersemangat.” Jawabku asal.
“Ayolah,
kamu pasti menyukainya! Percaya sama aku. Daripada tidak ada kerjaan lebih baik
kamu baca ini dulu. Oke? Wajib dibaca!”
Bondan
pergi begitu saja setelah ia memaksaku untuk menerima artikelnya, padahal
sebenarnya aku tidak tertarik dengan yang tadi ia tunjukkan.
***
Malam harinya,
aku masih saja melamun di dalam kamar. Diriku sendiri mulai bosan dengan
rutinitasku yang hanya itu-itu. Lalu aku lirik artikel bondan yang aku taruh di
atas meja belajarku. Ku putuskan saja untuk membaca artikel tersebut sambil
mendengarkan musik.
“Hmm, jadi seperti ini JKT48. Memang
ada perbedaannya sih dengan girlband.” Gumamku ketika setengah dari artikel
tersebut kubaca.
Kemudian
aku lihat foto-foto member JKT48 beserta biodatanya.
“Wah, gila! Yang ini masih muda
banget. Kelahiran tahun 1999, seumuran dengan adikku dong.”
Aku
terheran-heran ketika membaca tanggal lahir salah satu member JKT48 yang
ternyata umurnya masih seumur jagung. Namanya Nabilah Ratna Ayu Azalia, aku
pikir dia masih terlalu kecil untuk menjadi seorang idol. Tapi wajahnya yang
imut dan lucu membuatku ingin lebih tahu lagi tentangnya. Benar juga kata
bondan, aku bisa saja menghabiskan waktu malamku dengan mempelajari lebih
lanjut tentang JKT48 ini.
Keesokan
harinya aku bertemu bondan di lobby
sekolah, langsung saja aku hampiri dia yang tampak sibuk dengan handphonenya.
“Hey, Bon!” sapaku
“Hey, gimana? Sudah kamu baca
artikelku?”
“Sudah, kamu benar juga. Tadi malam
aku sibuk membaca artikelmu, dan aku mulai tertarik dengan member yang satu
ini.”Kutunjukkan foto member yang aku kagumi itu.
“Ohh, ini namanya Nabilah.”
“Iya, aku juga sudah baca kali. Imut
banget ya?”
“Kemarin kayaknya kamu tidak
sesemangat ini deh.”
Aku sempat terkejut
mendengar perkataan Bondan. Aku baru sadar jika aku begitu semangat hari ini,
tidak seperti hari-hari sebelumnya. Bahkan karena sesuatu yang belum aku kenal
sebelumnya.
“Aku punya beberapa lagu dan
videonya, jika ingin tahu datang saja ke rumahku pulang sekolah nanti.” Ajaknya.
“Oke, nanti bisa.”
“Tapi urunan buat beli makanan ya, ortuku ke luar kota jadi tidak ada
makanan di rumah.”
“Aku tidak punya uang.”
“Ya kamu mau nonton atau tidak?”
Ahh, sial. Lagi-lagi aku harus menurut apa kata Bondan,
kadangkala dia memang begitu ketika menginginkan sesuatu. Jika tidak memaksa
buat urunan ya maksa buat nemenin.
Tapi kali ini
tak apalah, lagipula agar aku lebih tahu tentang JKT48.
***
“Mana? Katanya
sudah punya lagunya JKT48?” Tanyaku ketika sesampainya di rumah Bondan.
Sejujurnya aku penasaran banget dengan hal ini, terlebih ketika aku sadar bahwa
mungkin hal ini bisa membantuku mengisi hariku kembali.
“Sebentar,
baru sampai juga. Tuh ada di Laptop, masuk aja ke kamar. Cari folder 48family.”
Segera setelah
aku melepas sepatu masuk ke kamarnya dan menyalakan laptop. Sedangkan Bondan ke
dapur ambil minuman.
“Ini kok ada macam-macam, Bon. Ada
AKB48, SKE48, NMB48, apa sih ini?” teriakku dari dalam kamar yang
terheran-heran karena ternyata 48 ada berbagai macam.
“Itu sister-groupnya JKT48.” Jawabnya
sambil membawa minuman dan makanan ringan ke dalam kamar.
“Kamu buka yang JKT48 dulu saja, di
situ ada beberapa lagu dan video. Coba dengarkan lagunya sonichi.”
Aku menurut saja
apa yang di katakannya, kemudian aku putar lagunya.
“Impian
ada di tengah peluh, bagai bunga yang mekar secara perlahan. Usaha keras itu
tak akan mengkhianati. Impian ada di tengah peluh,selalu menunggu agar dia
menguncup. Suatu hari pasti sampai harapan terkabul.”
Sejenak
aku terdiam ketika mendengarkan lagu ini, terutama pada lirik itu. Kemudian aku
ulangi dan ulangi lagi lagu ini. Sejenak aku bisa merasakan jiwa yang ada pada
lagu ini.
“Kamu benar, Bon. Lagunya enak
sekali didengarkan.”
“Sudah kubilang bukan?”
Semenjak
itu, aku mulai suka dengan JKT48. Bahkan mungkin lebih pantas dibilang cinta.
Karena lagu sonichi aku sadar, bahwa
seseorang harus berusaha sekeras mungkin untuk mendapatkan hal yang diinginkan.
Sekecil apapun itu harus tetap diperjuangkan, tak boleh didiamkan saja dan
pasrah dengan keadaan. Dan kini, hariku pun telah kembali. Aku tak ingin hanya
melamun saja dan terpuruk dalam keadaan yang mengenaskan. Aku harus kembali
menatap masa depanku, suatu hari pasti harapanku terkabul. Terimakasih JKT48.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar